Sejarah Terapi Lintah

Artikel, Terapi Lintah, Sejarah Terapi Lintah, Papyrus Ebers, Papyrus Edwin Smith, Resiko Terapi Lintah, Hirudoterapi, Pembekuan Darah, Teknik Terapi Lintah, Darah Kotor, Colophon Nicander, The Canon of Medicine, Bedah Rekonstruksi, Terapi Alternatif, Manfaat Terapi Lintah, Pengobatan Terapi Lintah,


Terapi Lintah - Sejarah Terapi Lintah - Papyrus Ebers - Papyrus Edwin Smith - Resiko Terapi Lintah - Hirudoterapi - Pembekuan Darah - Teknik Terapi Lintah - Darah Kotor - Colophon Nicander - The Canon of Medicine - Bedah Rekonstruksi - Terapi Alternatif - Manfaat Terapi Lintah - Pengobatan Terapi Lintah I www.ProfesionalMassage.com


ProfesionalMassage.com - Penggunaan lintah dalam terapi telah ada sejak zaman kuno. Orang Mesir kuno dan Yunani kuno menggunakannya untuk mengobati berbagai penyakit. Bahkan, dalam teks kuno Mesir seperti papyrus Ebers dan papyrus Edwin Smith, terapi lintah telah didokumentasikan.

Buku karya Abdul Latif yang berjudul Mukhtarat fi al-Tibb merupakan salah satu karya paling awal soal hirudoterapi. Ia memperkenalkan penggunaan lintah secara lebih modern, untuk membersihkan jaringan tubuh setelah operasi bedah.

Meski cukup efektif, ia memahami bahwa penggunaan lintah itu memiliki resiko. Oleh karena itu, sebelum lintah ditempelkan pada jaringan tubuh, lintah harus dibersihkan dari kotoran serta debu.

Dia juga menulis, setelah lintah menyedot darah hingga keluar, garam harus ditaburkan pada bagian tubuh yang disedot darahnya. Ini bertujuan mempercepat pembekuan darah dan sebagai mineral yang mengandung obat.

Pada awal abad pertengahan, lintah juga digunakan untuk menghilangkan darah kotor dari tubuh seorang pasien guna menyeimbangkan tubuh manusia. Tubuh harus tetap seimbang supaya berfungsi dengan baik.

Penggunaan lintah dalam dunia kedokteran pertama kali dilakukan pada tahun 200 SM oleh seorang dokter Yunani di Colophon Nicander. Hirudoterapi atau penggunaan lintah untuk tujuan medis, kemudian dipopulerkan oleh Ibnu Sina.

Ini tercantum dalam The Canon of Medicine (1020-an). Ibnu Sina juga memperkenalkan penggunaan lintah sebagai pengobatan untuk penyakit kulit. Terapi lintah juga menjadi metode yang sangat populer pada abad pertengahan di Eropa.

Metode ini, misalnya, digunakan di Portugal dan Prancis karena mendapat pengaruh dari buku The Canon of Medicine. Penggunaan lintah untuk medis juga cukup membantu bagi bedah mikro. Sebab, lintah efektif untuk mengurangi pembekuan darah.

Lintah juga efektif meredakan tekanan vena dari pengumpulan darah. Dalam bedah rekonstruksi, lintah digunakan untuk merangsang sirkulasi darah, dalam operasi organ dengan aliran darah yang cukup kritis, seperti kelopak mata, jari, dan telinga.

Pada abad ke-19, terapi lintah mencapai puncak popularitasnya di Eropa. Lintah digunakan untuk mengobati berbagai kondisi seperti gout, wasir, dan rheumatoid arthritis. Terapi ini menjadi sangat populer karena efektivitasnya dan juga karena kurangnya pengobatan medis modern pada saat itu.

Penggunaan terapi lintah mulai menurun pada awal abad ke-20 karena pengembangan obat-obatan modern dan teknologi medis. Namun, pada tahun 1980-an, terapi lintah mulai mendapatkan perhatian kembali dari para ahli medis dan pasien.

Kemudian pada tahun 2004, terapi lintah dinyatakan sebagai terapi alternatif oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meskipun terapi ini masih merupakan kontroversi bagi sebagian orang, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi lintah dapat efektif dalam mengobati kondisi seperti trombosis vena, varises, dan psoriasis.

POSTINGAN POPULER

LIGHT MASSAGE 90 MENIT AREA JABODETABEK

Progestin (Progesteron Sintetis)

LIGHT MASSAGE 180 MENIT AREA JABODETABEK

LIGHT MASSAGE 120 MENIT AREA JABODETABEK

Ovarium Polikistik

8 Alasan Kenapa Anda Perlu Dipijat

Terapi Lintah Wu Wei

BODY MASSAGE 180 MENIT AREA JABODETABEK

TERAPI LINTAH WU WEI AREA JABODETABEK

LIGHT MASSAGE 150 MENIT AREA JABODETABEK